Rss Feed

Menang..

Apakah makna kemenangan itu sesungguhnya? Kalau menang hanya untuk membanggakan diri sendiri, kalau hanya untuk mengangkat nama baik, bisakah ia disebut menang sejati?

Sepenting apakah untuk menang? Kalau menang menjadi tujuan utama hingga kita menghamba padanya, kalau setelah menang kita ternyata tak bahagia, masih pentingkah menang kalau ia tak hakiki?

Seberapa keras kita perlu berusaha untuk menang? Kalau untuk menang menghalalkan segala cara, kalau demi menang kita tak lagi menikmati prosesnya, masih wajarkah usaha yang dilakukan untuk menang?

Apa yang kita lihat dari sebuah kemenangan? Kejayaan, keagungan, kepuasan, dan kebanggaan? Hadiah, reward, ganjaran, ketenaran? Atau kematangan, hasil dari proses, pembelajaran, dan latihan? Yang mana sebenarnya motivasi utama kita?

Bisakah kita melihat perbedaan tipis antara kebahagiaan karena memenangkan dan kebahagiaan karena mengalahkan?

Bisakah kita berbesar hati atas kemenangan orang lain? Bisakah kita menerima kenyataan bahwa kita tak sebaik dan setangguh lawan? Bisakah kita menegakkan kepala dan menjabat tangan mereka? Atau justru memupuk kesumat dan ke-tak-terima-an.

...

Karena seharusnya menang itu datangnya dari hati. Karena hanya kejujuran yang menjadikan kita pemenang sejati.

my squash medal
*diinspirasi oleh olimpiade freeport

Derita Wanita

Semenjak sakit menstruasi saya semakin menjadi-jadi dari hari ke hari, saya tahu ada yang tidak beres. Hanya saya tak tahu apa. Bila sedang banyak-banyaknya, saya benar-benar tidak berdaya, kesakitan dan meringkuk, dan ini jelas-jelas mengganggu pekerjaan, khususnya bila sedang harus berada di lapangan.

Itulah sebabnya, demi mencari ketenangan, saya khususkan mengambil hari cuti ke Bandung dan Jakarta untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Saya coba riset dan mendapatkan rekomendasi rumah sakit dan dokter terbaik ibukota.

Kunjungan pertama saya adalah ke RS M di Bandung yang konon rumah sakit ibu dan anak terbaik di sini, tentunya dengan ongkos paling mahal. Dokternya seorang wanita chinese, masih muda sekitar 30-an, berbicara cepat dan nampak terburu-buru, hanya menggunakan legging dan terus membentak-bentak asistennya di depan para pasien. Setelah USG singkat, tanpa tedeng aling-aling beliau memvonis saya menderita endometriosis (adalah: jaringan yang semestinya terletak di dalam (endo) rahim (metrium), tumbuh di tempat lain seperti pada lapisan otot rahim, luar rahim, saluran telur, ovarium, usus, kulit, dll. Jaringan yang terletak di luar tempat yang semestinya tersebut, tetap berfungsi dan berkembang sesuai fluktuasi hormonal dari siklus haid. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat saat haid, dan jumlah darah menstruasi lebih dari biasanya. http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/06/wanita-dan-endometriosis)



Saya yang lugu dan katrok ini kontan bertanya, apa itu endometriosis. Jawaban beliau hanya menunjukkan sebuah gambar di meja. Katanya, ini gambar posisi sel telur yang benar, punya kamu gak disini. Dengan masih terbingung-bingung, saya tanya lagi, jadi saya harus apa? Dia bilang dengan sedikit ketus, kalau mau sembuh ya operasi, tapi 20 juta, sanggup? DAMN,,, saya langsung meninggalkan ruangan tanpa menengok ke belakang bahkan untuk bilang terima kasih.

Honestly, batin saya sebagai seorang pasien terluka. Satu, beliau tidak menunjukkan respek kepada pasiennya, dengan caranya berbusana yang tidak proper, dan dengan caranya membentak asistennya sehingga membuat pasiennya tak enak hati. Dua, beliau bahkan tidak menunjukkan simpati pada derita pasiennya, I guess she just didn’t care. Tiga, beliau sungguh tak memberikan penjelasan yang cukup yang dibutuhkan pasiennya. Dan yang keempat, beliau terlalu money-oriented, dalam kadar yang sudah akut, dan tidak malu menunjukkan pada pasiennya. Shame on her..

Tak puas dengan konsultasi pertama, saya ke RS T, masih di Bandung, sebuah rumah sakit ibu dan anak yang sudah tua, sederhana, tapi sudah memiliki nama besar di sini. Jangan samakan gedungnya dengan RS M yang mewah dan bertingkat. Saya bertemu seorang ibu yang sudah tua, bicara dengan sangat pelan dan ngemong, and I felt like talking with my mom. Setelah USG (yang tidak terburu-buru), beliau mendiagnosa saya memiliki kemungkinan endometriosis bila melihat dari gejalanya, tapi beliau berkata terus terang bahwa beliau tidak bisa melihatnya di USG. Saya diminta untuk tes darah untuk memastikan, dan ternyata hasilnya positif. Beliau tidak merekomendasikan saya melakukan apa-apa, hanya meminta saya untuk minum obat yang diresepkan yang semoga dapat mengurangi gejala sakitnya. Oke, dokter ini jelas lebih baik dari dokter sebelumnya, tapi honestly, saya belum puas.

Penjelajahan saya mencari dokter kandungan yang dapat diandalkan akhirnya berakhir di Jakarta, di RS daerah Menteng. Dokter ini rekomendasi dari seorang kawan yang istrinya langganan berkonsultasi di sana. Sebenarnya spesialisasinya adalah dalam hal fertilitas, tapi katanya beliau benar-benar dokter yang menenangkan hati, so there I go, with last hopes. Beliau seorang pria umur 40-an, nampak pandai dan bijak, mendengarkan semua keluhan dengan tenang, dan mencatatnya. And thank God, inilah dokter yang saya cari-cari dari awal.

Konsultasi ini berjalan sangat lama, nyaris setengah jam, tapi semua pertanyaan saya terjawab dengan memuaskan. Dengan kecermatan tingkat tinggi, beliau menunjukkan hasil USG bahwa saya memang menderita endometriosis, tepatnya sepanjang 4cm dan berlokasi di usus besar. Itulah sebabnya menstruasi sangat menyiksa karena darah yang keluar sangat banyak, dan bila buang air besar perut seperti melilit dan sakit luar biasa.

Beliau lalu memberikan beberapa alternatif penyembuhan. Yang pertama adalah dengan kehamilan, yang secara natural akan menggugurkan sel telur abnormalnya, meskipun endometrium ini justru membuat persentase fertilitas saya menurun drastis. Kedua dengan laparoskopi, semacam operasi kecil untuk menguret sel telur di lokasi yang abnormal, yang tidak beliau rekomendasikan. Ketiga dengan hamil buatan, yaitu dengan suntikan di perut yang akan menghentikan menstruasi selama 3 bulan sehingga diharapkan sel telur abnormal akan gugur sendirinya, hanya efek sampingnya akan mengalami gejala menopause seperti wajah panas, flushing, pusing, muntah, dll. Meskipun pada akhirnya saya tidak dapat menentukan treatment apa yang akan saya pilih, saya benar-benar puas dengan semua penjelasan dan alternatif yang diberikan.



Selang 9 bulan setelah berkonsultasi, saya masih saja belum mengambil keputusan untuk treatment yang akan saya jalani. Saya masih menderita setiap bulannya. Tanggal menstruasi masih seperti neraka bagi saya. Dan yang paling menyedihkan, saya banyak melewatkan momen-momen penting karena sakit menstruasi yang tak tertahankan.

Yang pertama saya melewatkan pendakian ke Cartenz, Jayawijaya. Berbulan-bulan lamanya persiapan dilakukan, latihan fisik dengan jalan dan mendaki sejauh 4 mil setiap minggu, sampai persiapan pakaian dan equipment pendakian yang pinjam sana-sini. Sempat merasa sangat excited, sampai malamnya tamu bulanan itu datang. Saya terkapar dan memutuskan untuk tidak berangkat, daripada pada akhirnya malah menyusahkan rekan-rekan sependakian.

Baru-baru ini hal yang sama terulang lagi. Dua minggu lamanya saya mempersiapkan diri untuk turnamen wall climbing. Tepat pada hari-H, rasa sakit itu menyiksa hingga nyaris semaput dan tak bisa kemana-mana.

...

Saya tak bisa begini terus. Saya tak bisa terus melewatkan momen penting hanya karena PMS. Mungkin sudah waktunya untuk memikirkan lagi alternatif penyembuhan yang pernah ditawarkan. Derita wanita, ohh sedihnya…

Filosofi Luka..


Beberapa orang tersakiti dan memasrahkan semuanya. Karena yakin memang demikianlah hidup adanya. Sakit adalah bagian dari hidup yang tak terpisahkan, tak satupun bisa menghindar daripadanya. Yakin bahwa suatu saat semuanya akan terbalas, atau tak terbalas, tapi hanya itu, tak lebih tak kurang. Biarkan semuanya diatur  oleh Yang Maha Mendalangi Hidup. Percaya bahwa tak ada sakit yang tak sembuh, tak ada badai yang tak berlalu.

Beberapa orang yang tersakiti merasa perlu menyakiti kembali. Dengan demikian ia merasa impas sakitnya. Dengan demikian akan terasa lebih adil baginya. Betapa menyenangkannya mengetahui bahwa semua orang sebenarnya punya kapabilitas yang sama dalam menyakiti. Meski tahu bahwa faktanya tak ada hal yang benar-benar berubah, tak ada yang benar-benar jadi lebih baik, pun tak juga luka itu akan lebih cepat sembuh. Kenyataannya adalah, luka itu jadi terasa tak lebih sakit, karena orang di sekitar pun merasa sakit yang sama. Ia kebahagian semu semata. Jadi, untuk apa?


Beberapa orang membiarkan lukanya disembuhkan. Oleh mekanisme alami hati manusia yang dinamis, oleh waktu yang maha berkuasa mengubur semuanya, oleh keyakinan pada apa yang kita sebut takdir. Beberapa yang lain hanya membuatnya lebih parah dengan memupuk dendam. Tapi kenyataannya, semua luka punya penyembuhnya sendiri. Tak ada sakit tanpa obat. Kita hanya perlu percaya bahwa sang penyembuh itu, akan datang sendiri nanti. Kita tak perlu tahu kapan, dimana, oleh apa, oleh siapa. Hanya perlu yakin bahwa ia nyata. Sang penyembuh itu ada.


Beberapa luka sembuh dengan cepat, beberapa makan waktu yang tak sebentar. Beberapa luka sanggup menghilang tanpa bekas, beberapa meninggalkan carut yang tak hilang jua. Beberapa luka mampu sembuh sendiri, beberapa butuh katalis dan bantuan dari luar. Beberapa luka meninggalkan hikmah, dan beberapa berlalu tanpa jejak. Tapi kenyataannya adalah, luka tetaplah hanya sebuah luka. Luka tak pernah hingga mencabut nyawa. Dan yakinlah apa yang tak membunuhmu pada akhirnya akan membuatmu lebih tangguh. 

Maka sapalah lukamu yang paling menyakitkan, rangkullah lukamu yang tengah diobati, ingatlah lukamu yang telah sembuh, kenanglah bekas luka yang tertinggal disana, dan lanjutkanlah hidup..


*mungkin hanya mereka yang telah melewati serangkaian sakit dan luka, yang akan sanggup memahami dan percaya...

Things You Can't Live Without


Pernah berpikir, what you really can't live without? Hal-hal, benda-benda, yang tanpanya rasanya kita tak mungkin bertahan, yang tanpanya hidup akan terasa jauh lebih sukar? Take your time a little while, dan berpikirlah secara jernih. Some may say it's a gadget, handphone, TV, playstation, club, good movie. Tapi nyatanya aku bisa bertahan hidup tanpa itu semua (tentu saja berani ngomong begitu karena sudah pernah merasakan, hehe). Here are my version:

1) Tusuk gigi. Bener-bener item pertama yang gw cari seusai makan. Sangat amat tersiksa jika gak berhasil menemukan tusuk gigi di warung, mess, restoran. Bakal berusaha menyulap benda apapun supaya bisa difungsikan sebagai tusuk gigi, misalnya: tusuk sate, korek api kayu, cotton bud, bahkan garpu. Sebenarnya gigi sudah berlubang parah macam black hole, dan mestinya tusuk gigi sudah menjadi barang terlarang. Tapi entahlah, sensasi dari tusuk gigi tak akan bisa tergantikan, hehe. Pernah sekali dibelikan dental floss supaya jauh-jauh dari tusuk gigi, tapi malah katrok jadinya, hahaha..

2) Nasi. Seperti layaknya orang Indonesia lainnya yang sangat Indonesia, nasi is a must! Nasi harus jadi komponen utama dari tiap sarapan, makan siang, dan makan malam. Belum makan namanya kalau belum makan nasi. Gak bakal kenyang juga kalau belum makan nasi, meskipun udah makan pizza, mie ayam, bakso, gorengan, dan lain-lain. Katrok sungguh, hehe..

3) Air putih. Semenjak pernah sakit infeksi saluran ginjal dan disarankan dokter untuk banyak-banyak minum air putih, sekarang akhirnya jadi bener-bener gak bisa hidup tanpa air putih. Cuma bisa minum air putih meskipun ada coke, es jeruk, jus alpukat, dan es kelapa muda. Air putih bener-bener minuman paling nikmat sedunia. Tapi akibatnya, dehidrasi sedikit saja akhirnya bikin infeksinya kumat lagi. Huhuhu..


4) Ipod. For me, music is not everything, but really really can't live without it. Sudah pernah merasakan ipod hancur gara-gara ikut kerendem bersama cucian, keputar mesin cuci, direndam molto sampe wangi, dan akhirnya masuk mesin pengering selama sejam. Pas kantong sedang sangat kempes sehingga gak bisa beli yang baru. Rasanya,, uhhhh,, mendingan hidup tanpa pacar dibanding hidup tanpa ipod. Dan ini sama sekali gak lebay, hehe..

5) Good friends, good laughs. Tertawa adalah wajib hukumnya dalam hidup. Teman baik adalah wajib pula dalam hidup. Tertawa bersama teman baik, kalau kata saya, is like heaven. Ia obat dari segala sakit dunia. 




So, what are yours? :)

Trust..


Apa yang membedakan kawan spesial, kawan biasa, bukan-siapa-siapa, dan bahkan musuh? I guess it's a trust between.. Dan saat kepercayaan ini hilang, kawan spesial turun derajat menjadi kawan biasa, kawan biasa turun derajat menjadi bukan-siapa-siapa, yang bukan-siapa-siapa turun derajat menjadi musuh,,, dan bukannya tidak mungkin bahkan kawan spesial terjun bebas derajatnya menjadi musuh.

Aku, mungkin orang yang harus belajar banyak tentang betapa berharganya kepercayaan ini, dan bagaimana ia semestinya hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar berhak dan pantas mendapatkannya. Sungguh beberapa kejadian belakangan ini amat sangat mengecewakan jiwa yang (ternyata) terlalu murah hati dalam memberi kepercayaan ini.



Kejadian pertama melibatkan seorang kawan lama yang sudah bagaikan saudara. Pekerjaannya sebagai forex investment advisor, tugasnya kurang lebih menjadi advisor untuk client-client investor forex yang berinvestasi di perusahaannya. Kali pertama sang kawan masuk ke perusahaan ini, ia kelimpungan mencari calon-calon client potential yang bersedia mempercayakan minimal 100juta sebagai rekening pembukaan.

Dan aku seketika percaya padanya. Meskipun nominal tersebut bukan angka yang kecil adanya. Aku mempercayakan hasil keringat 2 tahun padanya, percaya pada kapabilitasnya memprediksi nilai tukar mata uang, meskipun aku tahu background pendidikannya sama sekali tak menyentuh ekonomi. Aku mempercayakan semuanya hanya bermodal fakta bahwa ia adalah seorang teman baik.

Selang beberapa bulan kemudian, kabar buruk datang. Investasi ini, rugi hingga hanya tinggal 13 juta saja. Tamatlah aku.


Kejadian kedua melibatkan seorang rekan kerja yang hendak membuka bisnis baru. Ia berniat untuk resign dan berkonsentrasi pada usaha wiraswastanya yang membutuhkan suntikan dana 20 juta. Aku sendiri termasuk tipe orang yang berpikir, untuk apa duit didiamkan saja di bank sementara ada orang yang lebih membutuhkan? Untuk apa duit menganggur kalau ada orang yang akan terbantu dengannya? Dan aku seketika merasa ingin membantu. Percaya tanpa keraguan sedikit pun, hanya bermodal fakta bahwa ia adalah rekan kerja yang sedang membutuhkan.

Selang beberapa bulan kemudian setelah ia resign, mulai tercium gelagat yang tidak enak. Tak satupun sms, telepon, BBM, dan message yang dibalas. Ia menghilang bak tersapu angin. Dan akhirnya beberapa rekan kerja yang lain mulai bercerita tentang belangnya si kawan, betapa duit tersebut ternyata digunakan untuk hal-hal yang tak pernah kusangka.


....

Mungkin sudah waktunya untuk lebih berhati-hati dalam memberi kepercayaan.When it comes to business, it's business. Aku mungkin terlalu gampang percaya, sementara tak semua mereka pantas dipercaya. Menyedihkan rasanya mengetahui, bahwa korelasi betapa gampanganya kepercayaan yang kita beri tidaklah selalu linier dengan betapa besarnya mereka menjaganya.

Dan hai kawan yang telah merusak kepercayaan, terlepas dari segala penderitaan yang telah kalian ciptakan padaku, aku yakin kalian masih punya nurani yang belum mati, dan bahwa seumur hidup kalian akan dihantui rasa bersalah, dan tidur kalian tak akan pernah nyenyak. Dan biarlah itu yang menghukum kalian sementara aku mengikhlaskan semuanya dan menjadikan ini sebuah pelajaran berharga. 

Karena ini bukan tentang uang, ini tentang kepercayaan.. 


My (Imagined) Farewell Speech..


Banyak kawan dekat yang resign akhir-akhir ini, dan aku selalu termenung pada setiap speech mereka, secupu dan seklise apapun isinya. Intinya, speech tersebut adalah kata-kata terakhir mereka yang akan didengar di tempat ini. Mungkin karena itulah, tanpa angin tanpa hujan tanpa badai, aku tiba-tiba jadi bersemangat untuk menyusun farewell speech yang entah kapan akan bisa dibacakan, hehehe.. Dan speech saya kurang lebih akan seperti ini..

Farewell Om Nug


Terima kasih semua atas kedatangannya. Saya tahu saya punya banyak musuh, saya tahu tidak terhitung yang selalu benci dan dendam sama saya, tapi saya juga tahu saya punya banyak teman-teman terbaik, dan saya tahu meskipun saya punya banyak kekurangan, masih banyak yang sayang sama saya. Dan apapun yang pernah terjadi di masa lalu selama kita hidup dan bekerja bersama, saya hanya bisa bilang terima kasih yang sedalam-dalam dan setulus-tulusnya. Terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan panduan dari para atasan, partner tandem, dan rekan kerja. Terima kasih atas persahabatan tulus, setiap gelak tawa, setiap detik momen-momen indah dan gila yang telah kita cipta bersama, dan atas semua kebersamaan yang langka dan akan selalu kurindukan. Terima kasih sudah menjadi keluarga hangat di tengah hutan yang dingin ini, hallahhh.. Terima kasih untuk semua yang telah mempersulit hidup saya disini, semua yang terlibat konfrontasi dengan saya, semua ular, penjilat, dan backstabber, terima kasih karena telah membuat saya semakin kuat tangguh dan tahan banting, dan terima kasih karena tanpa orang-orang seperti kalian mungkin hidup akan terasa datar dan tanpa aral :).

Saya tahu saya terkenal sebagai orang yang high temper, pendek sumbunya, dan tidak gentar berkonfrontasi dengan siapa pun, kalau saya yakin saya benar. Mungkin di antara kalian banyak yang tidak suka, banyak yang tidak cocok dengan style saya ini, banyak yang menggerutu di belakang, tapi apapun itu, silakan karena itu adalah hak anda. Saya secara tulus mohon maaf untuk setiap hati yang tersinggung dan pernah terluka, tapi sebenarnya saya pribadi  berpendapat bahwa bersyukurlah kalian karena meskipun kadang menyakitkan, orang-orang sejenis saya ini adalah orang jujur yang hanya mau bicara to the point, intinya toh juga untuk kemajuan bersama, dan saya berani jamin saya bukan tipe orang yang bicara atau menusuk dari belakang. Saya percaya mereka yang maju adalah mereka yang berani menerima kritikan dan seharusnya kita semua sudah cukup dewasa untuk tahu hal mana yang patut dipermasalahkan dan mana yang tidak.

Akhir kata, doakan saya sukses di tempat yang baru, sebagaimana halnya saya akan mendokan kalian semua semoga sukses di jalur hidup masing-masing yang telah dipilih. Saya akan sangat merindukan sebagian besar dari kalian, sebagaimana saya akan bersyukur telah berpisah dengan beberapa dari kalian. Adios. I love you all.


*tinggal menunggu waktu kapan akan dibacakan, hahahaha


Nikmat..


Siapa menyangka bahwa sebuah percakapan ringan siang hari kala rokok menemani di kantor konstruksi telah menyisakan sebuah kesan mendalam yang sukar diindahkan? Dan bahwa sebuah celetukan pendek itulah yang telah aku nantikan selama ini dalam mencari penghiburan yang hampir kuyakini tak ada lagi. Bahkan efeknya tak sekedar menghibur, ia menampar, tapi anehnya mampu menyembuhkan luka. Dan ia keluar dari mulut seorang tua yang baru kusadari, nyaris tak pernah mengeluh dalam hidupnya. 

Awalnya ia hanya percakapan biasa, tentang betapa reaksi orang berbeda terhadap KRA (sistem penilaian di tempat kerja yang berujung pada besar persentase kenaikan gaji dan bonus). Sudah jadi tradisi, penilaian ini selalu menimbulkan pro dan kontra, dukungan dan protes, fenomenanya sendiri. 

Aku menyaksikan sendiri seorang kawan kocar-kacir mengumpulkan bukti untuk melawan nilai KRA rendah yang divonis atasannya. Aku melihat seorang kawan berbangga dan tersenyum dengan pencapaian kerjanya. Aku menyaksikan beberapa merasa terhakimi dengan tidak adil, dan beberapa merasa telah memetik hasil yang semestinya. Aku melihat beberapa sanggup berbesar hati, dan beberapa berkecil hati. Aku menyaksikan beberapa sanggup bangkit dengan kepala tegak, dan beberapa terpuruk begitu dalam hingga mematikan semangat. Aku melihat beberapa terpicu dan beberapa terjatuh. Aku, termasuk golongan yang masa bodoh dan tidak mau tahu, sebagian karena aku tak pernah pusing pada hal semacam ini, dan sebagian mungkin karena ini KRA pertamaku, aku tak tahu akan kemana efeknya. 

Dan saat kami tengah membahas seorang kawan yang begitu tak terima dengan nilai KRA-nya, masuklah beliau. Dengan santainya menyeduh kopi panas dan berkata, "Barang siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, maka akan didatangkan kenikmatan lain dari arah yang lain..."


Astagfirullahaladzim, betapa kebenaran dapat tersampai dalam cara yang tak disangka. Dan aku merasa tersentak (versi lebaynya mungkin kayak tiba-tiba ada angin menghembus di wajah, hahaha). Dan meskipun kali ini konteksnya berbeda, tapi sepenggal kalimat inilah yang sangat, sangat kunanti. 

Dan yah, betapa beratnya pun masalah yang tengah kuhadapi kali ini, sudah semestinya aku tak berpaling dari-Nya. Bahwa Ia tak pernah memberi cobaan yang tak sanggup dihadapi umatNya. Bahwa saat satu pintu tertutup, Ia sedang menunjukkan jalan ke pintu-pintu lain, yang kita tak pernah tahu kemana kita akan dibawa, hingga kita membukanya...


*terima kasih mendalam untuk Syam, Bahar, dan utamanya pak Uceng untuk percakapan yang menggugah jiwa, even if you guys never did realize how big it heals me...

Celebrating New Year 2011 - Eve's version


Check sound... Ngantor setengah hari... Makan siang... Rokok... Ganti kostum... Ketiduran... Lari ke panggung... Sing I'm Yours for Minesweeper... Sing Long Train Running for Minesweeper... Nongkrong di sporthall with Deformed band... Makan sate dari panitia dengan secuil lontong dan bumbu terlampau encer... Ngobrol ngalor ngidul... Sing Kamu Harus Pulang for Minesweeper... Ganti baju kilat... Put a superblack eyeliner on... Sing Terbang for Deformed... Sing The Path to Decay for Deformed... Evaluasi performance Deformed di sporthall... Jadi kelaperan setelah teriak-teriak... Ngiter-ngiter bersama di stand mencari makanan hangat... Lesehan menikmati coto makasar... Mojok bersama pria-pria sangar dan menikmati alkohol yang digilir dalam takaran naik turun dari bandar yang tidak akurat *ampun nyit*... Get high... Get out and watch the fireworks... Raise hands up high to the sky as the flares exploded... Shout hell yeaaahh welcoming a whole new year... Memejamkan mata sejenak dan berdoa semoga semua kesedihan ikut berlalu seiring bergantinya tahun... Laugh out very loud menyaksikan cakrek dengan rambut gondrong dan dandanan super gaharnya berjoget koplo sendiri bagai tak sadar dunia... Sesekali berjoget kecil bersama dalam lingkaran selagi sang diva dangdut bernyanyi dengan binal di panggung... Nongkrong di honai, then drink more and more and more... Exhausted and fell asleep... Dibangunkan dan digiring pulang... Oleng... Terkapar di kasur right away... Get up and jackpot!!!!!


*thanks guys, you really made my day, definitely one day I am needing to get loose :)