Masih dengan anak-anak ajaib
saya, kali ini fragmen berada di kelas Agama (yes, you didn’t read that wrong, haha), saat
saya tengah mengajarkan tentang dzikir.
Saya :
Coba, kapan sih harusnya kita baca istigfar?
Irsa :
Pas lagi marah, nci! Kan mamak selalu bilang, istigfar istigfar..
Saya :
Baguusss! Sekarang, kalau tahmid, kapan harusnya dibaca?
Edil :
Kalau habis dapat rezeki, nci!
Alia :
Kalau kenyang, nci! Habis makan, sendawa, trus bilang Alhamdulillaaahh *elus-elus perut
Saya :
Nah, kalau tasbih kapan dibacanya?
Afdal :
Saya tau, nci! Pas lihat cewek cantik, nci, kita bilang subhanallaaaaah *sambil geleng-geleng kepala
Saya :
Oh okesip *ya bener juga sih, tapi kan ya
banyak contoh lain yak *langsung
mengalihkan topik
Tak lama setelah itu, saya
meminta mereka mempraktikkan membaca dzikir setelah sholat dengan menggunakan
ruas jari, satu persatu saya hampiri mereka.
Saya :
Fauzan, coba praktekkan baca tahlil!
Fauzan :
La ilaha illallah, la ilaha
illallah, la ilaha illallah *dan seterusnya
Saya :
Nah, coba sekarang Edil, coba praktekkan baca takbir!
Edil :
Takbir, takbir, takbir, takbir, .... *pasang
muka sholeh sambil menunjuk ruas jari
Saya :
*terdiam *merasa
gagal sebagai guru agama
Esoknya, saya menanyakan mereka
tugas yang saya berikan untuk mempraktekkan zikir setelah mereka sholat Maghrib
di mesjid.
Saya :
Hayooo, siapa yang kemarin sudah mempraktekkan berdzikir setelah sholat?
Fadel :
Saya, nci! Habis sholat maghrib dan isya! Semua 33x!
Saya :
Hebat Fadel! Bagaimana dengan yang lain?
Rahmat :
Saya tidak, nci!
Saya :
Kenapa tidak?
Rahmat :
Sibuk saya, nci! Tak ada waktu untuk berdzikir! *muka serius
Saya :
*menelan ludah *saya
punya calon eksmud nampaknya
2 comments:
huahahhaa.. lucu ya anak-anak, stock sabar lo mesti banyak nih Va!!
Kalo lagi lucu iya lucu banget Nce, tapi lebih sering bikin encinya pengen cakar-cakar dinding sekolah. Haha..
Post a Comment