Rss Feed

Selamat Tinggal, Zona Nyaman!




Baru saja saya mengganti status okupasi di laman Facebook. Dan tertegun saya cukup lama saat mengetik tanggal terakhir saya bekerja sebagai seorang underground mine engineer di sebuah perusahaan tambang tembaga dan emas, tempat saya banyak belajar selama hampir 6 tahun terakhir – untuk menjadi seorang Pengajar Muda.

Banyak orang yang heran dan menanyakan keputusan saya ini. Meninggalkan kemapanan. Menampik tawaran dari atasan yang mencoba menahan. Meninggalkan karier menjanjikan. Hey, are you sure about this?

Dan  hey, yes I am. Saya tidak bisa menjelaskan kenapa. It just felt right. Saya bahkan tidak berpikir panjang saat memutuskannya. Saya bahkan tidak merasa ini adalah pengorbanan sama sekali.

Cerita ini dimulai lama sekali, 4 tahun lalu tepatnya, saat saya pertama kali jatuh cinta pada program Indonesia Mengajar. Tapi saat itu kondisinya simply tidak memungkinkan, saya punya 2 adik yang harus dibiayai kuliah. Jadi saya lanjut bekerja.

Sampai bertahun-tahun berlalu, saya terjebak dalam zona nyaman itu. Zona dimana saya sempat merasa saya sudah cukup mengaktualisasi diri, dengan bayaran yang menjanjikan pula. Dan mimpi itu pun terdampar entah kemana. Mimpi itu berangsur pudar, nyaris tak berbekas. Saya terperangkap dalam rutinitas.

Sampai sebuah campur tangan Tuhan membuat saya menonton film 5cm. Film itu berkata, Biarkan keyakinanmu, 5cm mengambang di depan keningmu, dan sehabis itu yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa. Dan yah, ucapan itu seperti mengorek kembali mimpi yang sempat terkubur. Seperti menegur. 

Pulang dari situ pikiran ini tak kunjung sirna. Hingga suatu pagi saya terbangun dan dengan pikiran jernih yang belum terkontaminasi tetek bengek pekerjaan, saya membuat deal dengan diri sendiri. Mari kejar lagi mimpi itu, sudah terlalu lama ia membeku. 

Dan saya menyusun strategi. Satu tahun lamanya saya menabung, cukup hingga kedua adik bisa lulus kuliah tanpa kesusahan. Saya menahan diri untuk tidak travelling dan bahkan berhenti diving. Saya mencari dua rekan kerja yang saya persiapkan untuk mengganti posisi saya di perusahaan. Intinya, saya siap lahir batin untuk maju ke medan tempur. 

Tapi jangan kira keputusan ini bukannya tanpa aral. Berjam-jam saya habiskan bercucuran air mata untuk meyakinkan orang tua. Bagi mereka, konsep pengabdian adalah hal yang absurd, yang entah ada di dimensi dunia sebelah mana. 

Melepaskan pekerjaan yang sangat saya cintai juga cukup berat. Tapi seperti yang saya bilang, tekad itu sudah bulat. Banyak rekan kerja yang menganggap saya gila, saat saya justru merasa sangat waras. 

Ya, saya memang meninggalkan banyak hal. Tapi saya juga yakin saya akan mendapatkan lebih banyak lagi hal yang jauh lebih berharga. Mendapat kesempatan untuk membangun pondasi hidup sebagian kecil anak bangsa di pelosok negeri, sungguh suatu kehormatan buat saya. 

Farewell kantor, will surely miss ya' all guys :)

Jadi, selamat tinggal zona nyaman! :) 


10 comments:

Unknown said...

Wow...Nice walau sayang sekali tapi Semoga sukses ditempat yang baru demi sebuah pengabdian...Jujur saya salut dengan semua yang Dek Eva lakukan...Nice to Know ya...2 thumbs for ya :)

Anonymous said...

masa UG departement aja Central Service kagak? semangat melayani ya,,,

Anonymous said...

Wooow Va....I'm proud of you dear friend...chase up your dream up high...define your own hapiness..... -Nug ex PTFI 74 Crusher-

Ann said...

Speechless...
Indonesia Mengajar adalah cita2 yg harus aq benamkan. Kamu sdh menunaikan kewajibanmu pada 2 adikmu -yang tidak harus-
Tapi aq, 2 malaikat kecilq akan selalu membutuhkan aq bahkan mungkin sepanjang usiaq.

Sukses buat u, de.
Smoga pilihan ini membawa kebahagiaan buat u.

Anonymous said...

Congrats ya eve, eventhough ngga sempet ikut perwel, wish the best for u,,,,
# the one who nelp & sms cuma bt ngajak war #

Mona said...

Salut, Eva! *angkat topi*

"Tapi jangan kira keputusan ini bukannya tanpa aral."
Pada akhirnya, hidup dan kebahagiaan kita ditentukan oleh rangkaian keputusan yang kita ambil.

Selamat meraih mimpi dan have fun! :)

eve said...

@kak Fathul :
Kak Fathuuuuul, iya makasih kakaaa :) Sekarang dimana kak?

@anonymous:
Hihi iya maap, agak kepanjangan aja kalo ditulis semua riwayat okupasinya. Yang jelas, Central Service selalu di hati kok :)

@Om Nug
Makasih om Nug. Salam buat istri dan anak-anak lucunya yah :)

eve said...

@ka Anis
Makasih kak Anis. Sesungguhnya sebaik-baiknya guru adalah guru yang mengabdi untuk anak-anaknya di rumah kok. Ladang pengabdian boleh beda, tapi yang dihitung kan niatnya, hayyah :)

@DOTA ers
Haha gapapa, apalah arti sebuah pesta perwel, yang penting malam-malam panjang war kita cuy. Salam buat anak2. Ayo ayo rekrut cewek lain biar ada tante baru, hihi..

@Mona
Makasih Mona sayang. Berasa agak ketuaan sih Mon, jadi PM sekarang, tapi ini semua adalah tentang niat, hehe. Doakan ya Mon! :)


Unknown said...

mba evaaaaaa, kemarin perpisahannya jadi nyampaikan farewell speech yang pernah mba eva tulis di blog ini gak??? itu keren banget, seharusnya disampaikan pas farewell.. hehehehe goodluck dengan indonesia mengajarnya mbaaaa.....

-nisa, adiknya mba angge-

eve said...

Ahaha udah lupa bangeeet soal speech yang udah disiapin dulu itu. Akhirnya malah cuma speech singkat. Gak kepikiran ngomong apapun selain ucapan terima kasih soalnya :)