Beberapa orang tersakiti dan memasrahkan semuanya. Karena yakin memang demikianlah hidup adanya. Sakit adalah bagian dari hidup yang tak terpisahkan, tak satupun bisa menghindar daripadanya. Yakin bahwa suatu saat semuanya akan terbalas, atau tak terbalas, tapi hanya itu, tak lebih tak kurang. Biarkan semuanya diatur oleh Yang Maha Mendalangi Hidup. Percaya bahwa tak ada sakit yang tak sembuh, tak ada badai yang tak berlalu.
Beberapa orang yang tersakiti merasa perlu menyakiti kembali. Dengan demikian ia merasa impas sakitnya. Dengan demikian akan terasa lebih adil baginya. Betapa menyenangkannya mengetahui bahwa semua orang sebenarnya punya kapabilitas yang sama dalam menyakiti. Meski tahu bahwa faktanya tak ada hal yang benar-benar berubah, tak ada yang benar-benar jadi lebih baik, pun tak juga luka itu akan lebih cepat sembuh. Kenyataannya adalah, luka itu jadi terasa tak lebih sakit, karena orang di sekitar pun merasa sakit yang sama. Ia kebahagian semu semata. Jadi, untuk apa?
Beberapa orang membiarkan lukanya disembuhkan. Oleh mekanisme alami hati manusia yang dinamis, oleh waktu yang maha berkuasa mengubur semuanya, oleh keyakinan pada apa yang kita sebut takdir. Beberapa yang lain hanya membuatnya lebih parah dengan memupuk dendam. Tapi kenyataannya, semua luka punya penyembuhnya sendiri. Tak ada sakit tanpa obat. Kita hanya perlu percaya bahwa sang penyembuh itu, akan datang sendiri nanti. Kita tak perlu tahu kapan, dimana, oleh apa, oleh siapa. Hanya perlu yakin bahwa ia nyata. Sang penyembuh itu ada.
Beberapa luka sembuh dengan cepat, beberapa makan waktu yang tak sebentar. Beberapa luka sanggup menghilang tanpa bekas, beberapa meninggalkan carut yang tak hilang jua. Beberapa luka mampu sembuh sendiri, beberapa butuh katalis dan bantuan dari luar. Beberapa luka meninggalkan hikmah, dan beberapa berlalu tanpa jejak. Tapi kenyataannya adalah, luka tetaplah hanya sebuah luka. Luka tak pernah hingga mencabut nyawa. Dan yakinlah apa yang tak membunuhmu pada akhirnya akan membuatmu lebih tangguh.
Maka sapalah lukamu yang paling menyakitkan, rangkullah lukamu yang tengah diobati, ingatlah lukamu yang telah sembuh, kenanglah bekas luka yang tertinggal disana, dan lanjutkanlah hidup..
*mungkin hanya mereka yang telah melewati serangkaian sakit dan luka, yang akan sanggup memahami dan percaya...
6 comments:
aaku aaaakuuu akuuu percayaaaaaa...
uuyeeeaahh..
sukaaa sukaaaa sukaaaaa postingan yang ini.
btw, draftnya masi mbaleloan, semangat naik turun, tapi pasti dan pasti akan kujadikan, semoga, amiinnnn...
eleh2.. isinya masih begini aja va, berarti belum move on bener ini mah :D
#inyong: Hehehehe,, sakitmu, sakitku, sakit kita, pasti ada penyembuhnya, mungkin tidak saat ini, mungkin nanti, mungkin di lain hari..
Btw nyong, tar nanti tulisannya kasih nama filosofi luka aja apa, secara isinya pasti mengupas tuntas tentang luka, haha...
#ka gadang: Hehehe susah kak, se-move-on-move-on-nya, akan ada masanya dimana kita pasti menengok kembali ke lukanya.. Tapi pasti move on, pasti. Ganbatte! haha
set dahhh...epa, dalem kalinya pun, sedalam samudra hindia ini mah....
Ah bay,, sekali kali melankolis dikit lah awak ni..
Post a Comment