Rss Feed

Karimunjawa, Surga Bahari

  
Liburan bulan July kemarin, karena cerita seorang teman, saya jadi tertarik untuk menjajal wisata bahari di Kepulauan Karimunjawa. Dan inilah catatan perjalanan yang saya buat (butuh waktu 3 bulan melawan kemalasan untuk mendokumentasikannya, hehehe). Semoga bisa menambah referensi itinerary kalian...


Karimunjawa adalah gugusan pulau yang berada di Jawa Tengah, yang bisa ditempuh dengan menyeberang lewat ferry dari pelabuhan Kartini, Jepara. Perjalanan kami kesini dimulai dengan menumpang bis malam dari Bogor ke Jepara yang ditempuh dalam 12-14 jam (dijamin berhasil membuat pantat langsung kempes, haha). Jepara dan Karimunjawa dipisahkan oleh selat yang hanya bisa diseberangi dengan menumpang kapal ferry yang berangkat sekali sehari Jepara-Karimunjawa dan Karimunjawa-Jepara keesokannya. Ini berarti kalau mau kesini, pastikan sudah mengecek jadwal keberangkatan ferry supaya tidak salah hari. Alternatif lain menuju Karimunjawa adalah dengan menggunakan kapal cepat yang berangkat dari Semarang, tapi hanya berangkat sekali seminggu.

Peta Kepulauan Karimunjawa

Sungguh nasib sedang sial karena saat kami berlibur ke Karimunjawa bertepatan dengan libur anak sekolah, jadi bisa dipastikan pengunjung sedang banyak-banyaknya. Walhasil, kami tidak kebagian tiket ferry, bersama puluhan pengunjung lainnya. Walaupun pihak ferry berjanji akan ada keberangkatan tambahan esok harinya, tetap saja membuat kami harus menginap di Jepara selama semalam.

Kapal Ferry Muria - full loaded

Menginap di Jepara, meskipun tak masuk ke dalam rencana awal liburan, kami anggap sebagai bonus travelling. Setelah memilih penginapan terdekat dari pelabuhan Kartini, malamnya kami hanya jalan-jalan ke pusat kota. Jepara, seperti yang sudah terkenal, memang menumpukan kehidupan bisnisnya di bidang ukiran furniture dari kayu. Bisa dilihat dari berbagai shop dan toko kerajinan ukiran kayu yang tumpah ruah di sepanjang jalan, dari yang skala rumahan sampai yang skala megah. Disini alat transportasi utamanya adalah dengan becak, yang sangat nyaman memang, tapi selalu membuat saya tak tega pada sang bapak pengayuhnya, hehehe.

Abang Tukang Becak

Tapi yang menarik dari Jepara, adalah kota ini surprisingly bersih, di atas rata-rata kota lain pada umumnya. Di jalan-jalan utama dan di public space-nya disediakan tong sampah untuk 2 jenis sampah, jadi sepertinya penduduk disini sudah dibiasakan untuk membuang dan memilah sampah secara baik dan benar. Hal lain yang menarik adalah ketersediaan trotoar yang sangat memuaskan untuk skala kota kecil. Karena kelelahan, kami hanya sempat jalan-jalan malam harinya untuk mencari makan malam yang enak di pusat kota. Disana kami mencicipi ayam dan tempe penyet yang rasanya masih sangat original, tipe makanan yang sangat saya sukai. Setelah itu kami hanya duduk-duduk di alun-alun kota menikmati malam, dan pulang karena esok paginya perjalanan panjang sudah menanti.

Tugu Pancasila
Alun-alun Kota Jepara

Hari ini peruntungan kami lebih baik, karena tiket ferry sudah ditangan. Tapi perjalanan panjang yang sesungguhnya adalah di ferry itu sendiri, karena perjalanan ini akan memakan waktu kurang lebih 6 jam, dimana bila ombak sedang besar, akan sukses mengombang-ambingkan dan membuat kita mabuk laut. Saran saya, bila duit mencukupi, sebaiknya book tempat duduk di ruangan VIP yang tempat duduknya lebih manusiawi. Karena di ruangan VIP ini saja saya sudah cukup mabuk laut, apalagi di kelas ekonomi yang tempat duduknya hanya dari kursi plastik keras. Ferry berangkat jam 9 pagi dan kami tiba di pelabuhan Karimunjawa jam 3 sore. 

Dermaga Karimunjawa

Tiba di pelabuhan Karimunjawa, kami disambut travel organizer kami, dan diajak berkumpul dengan rekan se-trip lainnya. Kami diberi penjelasan singkat tentang denah perjalanan kami dalam 2 hari kedepan, yang kurang lebih terdiri dari 2 bagian: menjelajahi Karimunjawa dari bagian barat dan dari timur. Setelah itu kami diantar ke penginapan masing-masing. Ada beberapa hotel besar di Karimunjawa: Escape, Dewadaru, dan Nirwana Lodge. Selebihnya adalah homestay-homestay yang jauh lebih murah. Karena travel organizer kami ini lebih bersifat backpacking, maka kami diinapkan di homestay, selain lebih murah juga agar lebih menyatu dengan penduduk disana.

Welcome to Karimunjawa!

Hal unik lainnya tentang Karimunjawa adalah disini listrik hanya nyala jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Pagi dan siang hari, tidak ada listrik sama sekali. Bahkan untuk mandi, kami diberi lampu portable yang menggunakan baterai, jadi seperti mandi remang-remang, hihi. Oleh sebab itu kalau mau bepergian seharian, pastikan jangan sampai lupa untuk mem-full-charge semua equipment dan alat komunikasi malam harinya. Dan tidak seperti resort besar lainnya dimana semua fasilitas dan tourist centre sudah lengkap, disini relatif masih belum berkembang. Oleh sebab itu, cobalah untuk bergaul lebih akrab dengan hostess anda, karena mereka bisa memberikan petunjuk dan bahkan bantuan yang kita butuhkan. Hostess saya misalnya, bersedia mencucikan baju dan wetsuit kami (dengan biaya tambahan tentunya), agar bisa dipakai lagi esok harinya. Karakteristik penduduk asli Karimunjawa memang sangat menyenangkan, ramah, bersahaja, humoris, tidak sungkan membantu, dan sangat terbuka pada pendatang. Jadi jangan sungkan untuk merengkuh mereka juga layaknya keluarga.

Rumah Adat Asli Karimunjawa

Sebagai pengisi acara sore itu, kami dibawa ke pantai Nirwana, yang sebenarnya merupakan private beach dari Nirwana Lodge, hotel nomor satu di Karimunjawa. Pantainya bersih dan indah, dengan jejeran pohon kelapa di sepanjang garis pantainya. Di sini kami hanya duduk dan jalan-jalan di tepi pantai, dan belum sempat menikmati sunset-nya karena sayangnya keburu hujan deras.

Nirwana Beach

Acara pertama kami di malam pertama adalah makan malam dan perkenalan dengan yang lain. Menu kami hari itu adalah ikan bakar dan pesta seafood, yang dimakan dengan lesehan dan sangat merakyat, dan dilanjutkan dengan acara perkenalan. Selain berkenalan dengan travel organizer kami, tentunya juga berkenalan dengan rekan-rekan seperjalanan kami. Cukup beragam orang-orangnya, total sekitar 20 orang, bahkan ada yang sedang honeymoon rupanya!

Ikan Bakar Segar

Malam pertama adalah waktunya acara bebas. Daripada ngendon di kamar, kami memutuskan untuk menjajal satu-satunya cafe di Karimunjawa, yang namanya Amore Café. Konon, café ini milik orang besar. Dan rupanya, café ini sama sekali tidak mengecewakan, benar-benar nyaman, nampak sekali dibangun dengan cita rasa tinggi. Nampak sangat biasa dari luar, tapi sangat mengejutkan setelah berada di dalam. Kita bisa bersantai di sofá-sofanya yang besar dan empuk (yang beberapa bahkan nyaris sebesar kasur, hahaha). Lokasinya pun sangat strategis karena langsung menghadap laut. Bangunannya berbentuk Joglo dan furniturenya bergaya Jepara. Ada juga beberapa mainan tradisional yang bisa dimainkan seperti congklak dan banyaaaaak pajangan barang antik. Di malam hari seperti saat kami datang, kita juga bisa melihat pemandangan perahu-perahu yang bersandar di pantai dan menikmati angin laut yang segar sambil menyantap makanan.

Amore Cafe

Esoknya kami bangun dengan segar bugar dan siap melaut! Sampai di dermaga wisata sekitar jam8, kami bersiap-siap menggunakan jaket pelampung dan naik ke kapal. Ada dua jalur yang akan kami tempuh dalam 2 hari, dan karena hari itu jalur timur anginnya sedang kencang, maka diputuskan untuk mengambil jalur barat terlebih dahulu. Seperti biasa, saya mengambil tempat duduk di anjungan kapal paling depan. Perjalanan ke pulau pertama makan waktu sekitar 2 jam. Angin bertiup agak kencang sehingga tempias air laut menerpa kami dengan segarnya. Kesan pertama saya saat melihat lautan Karimunjawa adalah lautnya yang sangat biru. Biru yang benar-benar biru. Biru yang menenangkan. Biru yang menakjubkan. I've seen most of the seas, dan tak pernah menemukan lautan biru yang secantik ini.

See, how blue is it?
Siap Nyebur!

Setelah kurang lebih 2 jam, kami tiba di spot snorkeling pertama kami di Pulau Menjangan Kecil. Kurang lebih visibility-nya level moderate, cukup jernih meskipun masih standar. Ikannya cukup banyak, tapi jenisnya tidak terlalu beragam. Di beberapa titik terdapat banyak spot dimana coral sangat dekat dengan permukaan air, jadi hati-hati terkena goresannya. Rupanya banyak teman-teman yang baru pertama kali snorkeling, tapi tidak perlu khawatir karena akan dipandu oleh para pemandu kami. Pemandu disini semuanya penduduk asli Karimunjawa, jadi mereka sangat mengenal lokasi.

Me Snorkeling
Free Dive

Setelah sekitar 2 jam snorkeling dan lelah luar biasa (eitsss jangan salah, snorkeling itu melelahkan loohhh, apalagi yang berenang manual tanpa pelampung). Waktunya makan siang, dan kapal melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya yaitu pulau Geliang. Pulau ini,,, indescribably beautiful. Pulau kecil tak berpenghuni yang luar biasa indahnya. Pasirnya putiihh dan sangat lembut. Lautnya hijau tosca berkilauan terkena sinar matahari. Para pemandu kami yang berjumlah sekitar 5 orang lalu menggelar tikar dan membuka bekal berbagai jenis ikan laut. Kami menyiapkan panggangan lalu beramai-ramai bakar ikan. Sungguh makan siang yang nikmaaaat. Beres makan siang, kami bersantai sebentar sambil menurunkan makanan di perut. Waktu melihat ada penjual es kelapa dan rumput laut, kami pun tak urung memesan. Dengan perut kenyang, bersandar di pohon, kaki diselonjorkan, menghisap rokok dalam-dalam, dan es kelapa rumput laut dingin,,, itulah yang saya sebut surga dunia!

Lovely, Isn't It?
Super Tanning!
Sudut Indah Pulau Geliang

Setelah dirasa cukup untuk beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Pulau Menjangan Besar. Di sini ada beberapa lokasi penangkaran antara lain untuk hiu, penyu, dan elang, tapi karena sudah agak sore kami langsung menuju Penangkaran Hiu. Di sini kita bisa langsung turun ke kolam dengan ukuran sekitar 10x10m, dengan air setinggi perut, dan berenang dengan hiu-hiu lucu ini. Ya, hiunya sama sekali tidak mengerikan, hiu-hiu mini yang relatif tidak berbahaya dan bisa diajak berfoto! Di kolam ini juga ada banyak bintang laut beraneka warna, ada yang kurus panjang dan ada juga yang gemuk seperti Patrick-nya Spongebob, hihi.

Hiu Pari yang Unyu, hahaha
Me, Surrounded by These Cutes Sharks

Setelah puas bermain-main dengan hiu-hiu lucu ini, kami kembali pulang ke dermaga wisata. Waktu sudah hampir maghrib saat kami tiba, dan saya pun duduk di jembatan dermaga dan menyaksikan sunset saat semburat jingga melayang sedikit demi sedikit dari balik laut, bersamaan dengan datangnya kapal-kapal yang berlabuh dan bersandar di dermaga. Di dekat dermaga ada alun-alun, berupa sebuah lapangan bola luas yang dipakai warganya dan para pengunjung untuk bersantai setiap malamnya. Di pinggir lapangan bola ini, penduduk setempat memasang gerobak tenda mereka dan berjualan aneka makanan dengan harga yang sangat bersahabat. Kita bisa makan di tenda atau lesehan di atas tikar. Saya mencoba hampir semua gerobak yang ada, dan jatuh cinta pada mie ayam ala Jawa-nya yang super enak. Bumbunya jauh berbeda dengan mie ayam ala Sunda, tapi justru lebih enak!

Sunset di Dermaga Wisata

Malamnya saya tidur dengan pulas dan siap melanjutkan perjalanan. Hari ini kami mengambil jalur timur yang nampaknya masih cukup berangin, menuju spot snorkeling kami yang pertama. Kami tiba di Pulau Tengah, pulau cantik dengan jembatan kayu panjaaang. Perahu disandarkan di jembatan tersebut dan kami menceburkan diri di sekitar jembatan. Disini coralnya jelas lebih indah dari spot snorkeling hari sebelumnya. Visibility sangat jelas, ikannya banyak, bergerombol, cantik dan berwarna-warni. Jangan lupa membawa roti atau panganan ringan untuk memancing ikan-ikan kecil menyerbu kita. Saya sempat memisahkan diri dengan peserta lain dan berenang lebih jauh, dan menemukan coral bulat super besar yang dipenuhi anemon laut, daaaan primadona laut Nemo-nemo kecil berwarna oranye dan hitam. Sempat juga mengambil bintang laut besar berwarna biru, tapi diminta oleh pemandu untuk melepaskannya kembali ke laut.

Come to Mamaaaa!
Try Snorkeling A Lil Bit Far
Cute Clown Fishes

Seperti hari sebelumnya, kami berlabuh lagi di Pulau Cilik untuk makan siang. Pulau ini tak kalah indahnya dengan Pulau Geliang, dan sudah dibangun cukup infrastruktur untuk pengunjung seperti meja kursi kayu, toilet, dan beberapa bangunan rumah kayu. Di sini juga ada penjual gorengan yang langsung diserbu pengunjung yang kelaparan. Menu makan siang kami hari ini sama seperti kemarin, ikan bakar fresh dengan nasi, cumi, dan sambal kecap. Setelah kenyang, saya bahkan sempat tidur siang karena perut terlampau penuh, dan hembusan angin laut yang sepoi-sepoi sungguh memanjakan mata.

Breathtaking Cilik Island

Setelah puas menjelajah pulau, perahu kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Gosong. Gosong ini adalah istilah untuk gundukan pasir ditengah laut, tidak terlalu luas, hanya tampak ketika air laut sedang surut dan tenggelam ketika air laut sedang pasang. Sungguh ajaib. Untuk ke pulau ini kapal pun harus menambat tali kebatu karang ditengah laut. Menjejakkan kaki di pulau Gosong ini membuat kita serasa jadi satu-satunya makhluk di jagat raya ini, hahaha.

The Incredible Gosong Island
Malamnya saya menyempatkan ke toko souvenir. Teman-teman yang lain pulang ke Jepara malam ini, tapi saya extend satu hari special untuk diving. Toko souvenir ini terdiri dari sekitar 7 toko berderet yang menjual kaos dan pakaian dengan label Karimunjawa, berbagai kerajinan dari kerang, hiasan dan pajangan, rumput laut kering, gantungan kunci, juga tasbih dan keris dari kayu langka khas Karimunjawa yaitu dewadaru, kalimasada, dan setigi. Harganya juga murah-murah loh, jadi jangan sampai lupa mampir ke sini sebelum pulang untuk membeli oleh-oleh.

Souvenir Shop

Setelah dua hari full yang dilewati dengan snorkeling dan menikmati keindahan permukaan laut Karimunjawa, esok harinya saya siap menjelajahi biota bawah laut Karimunjawa dengan diving. Kami hanya berdua, ditemani dengan dive guide kami, pak Nurul. Beliaulah yang akan menunjukkan dive spots dan menyediakan tabung serta equipment kami. Dive spot pertama kami berada di lautan sekitar Pulau Menjangan. Visibility sedang kurang baik karena banyak partikel pasir yang terbawa gelombang. Ikannya tidak terlalu banyak, tapi kalau teliti, di antara terumbu kita bisa menemukan banyak spesies ikan yang tidak biasa. Salah satunya ikan batu atau rock fish, ikan jelek berduri dan beracun yang berkamuflase dengan pasir di sekitarnya dengan sangat baik, sehingga kalau tidak disentuh pak Nurul, mungkin kami tak akan bisa menemukannya.

Me, Happy Diving
Mimicri Master - Rock Fish
Corals and Reefs

Setelah sekitar 50 menit berkeliling dan oksigen sudah hampir habis, perahu diarahkan menuju pulau terdekat untuk makan siang. Pulau ini seperti pulau lainnya yang telah dikunjungi, tak berpenghuni selain penjaga pulau. Kami makan siang berupa bekal yang sudah dibungkus dari pagi (karena kami sudah tidak tergabung dengan kelompok lagi) dan air kelapa murni yang dijual penduduk setempat. Setelah makan siang, kami mengitari pulau dan menemukan pohon unik ini, yang sangat nyaman dipakai untuk bersantai sambil merokok.

Very Cozy Tree

Setelah kenyang, istirahat cukup, dan memastikan isi perut sudah cukup stabil sebelum melaut, kami melanjutkan perjalan ke dive spot yang kedua di sekitar lokasi Pulau Gosong. Ada banyak dinding coral besar di sini. Visibility hampir sama dengan dive spot pertama, sepertinya memang kami diving di waktu yang kurang tepat. Di sini hanya sempat diving setengah jam karena partner diving mengalami sedikit masalah teknis. Selain ikan kecil biasa lainnya, kami juga menemukan kelinci laut atau sea rabbit ini.

Us, On The Spot
Cute Sea Rabbit
Biota Laut - Anonymous
Colorful Corals

Dan demikianlah. Sore itu saya hunting makanan di alun-alun, lalu packing, pamit pada yang empunya homestay, dan dengan diantar pemandu kami ke dermaga untuk kembali ke Jepara dengan kapal ferry. Apesnya kelas VIP sudah full-booked, sehingga harus duduk di kelas ekonomi. Untungnya ada yang menyewakan matras, jadi daripada tidak bisa tidur selama 6 jam, saya cuek menggelar matras, just like others, hihihi. Sampai di dermaga, kami lanjut naik becak ke travel agent terdekat yang menyediakan jasa travel ke Semarang, lalu dari Semarang kembali ke Jakarta dengan naik Garuda. Melaut selama 3 hari membuat kami tak kuat lagi bila harus naik bis malam.

...

But anyway, Karimunjawa is a lovely destination. Pulau-pulaunya luar biasa. Sangat cocok untuk yang tidak berbudget besar, karena sangat murah. And what's great adalah, dikelola dengan sangat baik oleh penduduk setempat. Jadi devisa dari turis akan masuk ke kantong negeri sendiri. Harus coba kesana kapan-kapan, tapi siapkan fisik yang prima, karena that's gonna take a very long long long trip...

7 comments:

BagusSajiwo Writer said...

Mbak Eva, Karimunjawa itu di Jawa Tengah mbak, bukan Jawa Timur he...

dungdangdung said...

dah punya kamera sekarang ceritanya? :D hehehe... ajarin snorkeling va, gw ga pernah nyoba sama sekali :(

pantainya ko bersih banget ya? dulu perasaan liat foto2nya ga sebersih ini. lautnya jg sama, ko biru bersih gitu. dari dulu mau kesini ga kesampean melulu. dah kebayang males 6 jam di feri nya :D

Beggeta said...

Waahhhh...keren banget karimunjawa.. Smoga bisa keturutan maen ke sana...

eve said...

@BagusSajiwo: Hoalaaahhh, iya toh mas??? Maklum, geografinya agak2 dongdong, hehe.. Gw ganti deh, daripada menyesatkan.. Thanks for the correction!

eve said...

@ka gadang:

Waktu di karimunjawa pake underwater camera guide-nya kak. Tapi alhamdulillah sekarang udah kebeli, hihi..

Snorkeling mah berenang biasa aja kak, tapi ngapung gitu di permukaan, bernapasnya lewat snorkelnya. Sekali coba juga pasti bisa :)

Iya pantai di pulau-pulaunya keren-kereeen... Kalo lautnya malah gw liat emang yang birunya paling bagus, tapi terumbunya standard sih.

Naik ferry emang yang bikin malesss. Pokoknya ruang VIP is a must, upgrade 60rebu klo gak salah. Apalagi dr Jkt-Jepara naik bisa malam, dijamin teleeer. Kalo lagi ada duit mah mending naik pesawat ke semarang, hehe.

Denger2 kak anis mau kesana tuh, kemarin minta itinerary-nya. Bareng aja, rame2 lebih seruuuu...

eve said...

@kak Gun:
Amiiiin kak, semoga kesampean. Termasuk trip paling murah juga loh kak...

Wisata Karimunjawa said...

Wah sudah lama nih ya ceritanya tapi masih tersimpan semuanya. Sekarang Karimunjawa sudah maju lho. Listrik 24 jam, untuk kapal muria sudah diganti siginjai. Semoga infonya berguna ya buat temen2 yang merencanakan agenda wisata ke Karimunjawa