Mimpi seorang guru tidaklah muluk. Bahkan kadang
terlampau sederhana.
Mimpi seorang guru adalah melihat binar-binar mata anak
didiknya kala diceritakan tentang lubang hitam di luar angkasa yang bisa
menghisap segala rupa, planet Jupiter yang lebih besar dari raksasa, komet
berekor yang hanya bisa dilihat 76 tahun sekali lamanya, dan astronot yang melayang-layang
di bulan hampa udara.
Mimpi seorang guru adalah menjadi saksi atas tumbuh
kembang siswa-siswanya. Seorang anak cengeng yang belajar pergi ke sekolah
sendiri tanpa ditemani ibunya. Seorang anak pemalu yang belajar membaca dengan
lantang di depan kelas. Seorang anak gugup yang belajar berani mengangkat
tangannya. Anak-anak yang menjadi dewasa setiap harinya di depan matanya.
Mimpi seorang guru adalah menyaksikan muridnya
tergesa-gesa hendak ke perpustakaan, tak sabar ingin tenggelam di tumpukan
buku-buku, menjelajah lewat jendela dunia, bertualang ke negeri antah berantah,
menembus sekat-sekat desa, dan melepaskan imajinasi tanpa batas.
Mimpi seorang guru adalah melihat anak didiknya bersemangat menjinjing tasnya ke sekolah. Tak peduli jalan kaki melewati dua gunung dan menyeberang sungai. Tak peduli bertelanjang kaki karena sepatu tua satu-satunya telah robek dimakan usia. Tak peduli hujan semalam membuat kelas bocor di sana-sini. Tak peduli seragam putih sudah menguning dan rok merah telah memudar.
Mimpi seorang guru adalah membimbing siswa-siswanya agar
luhur budi pekertinya. Anak egois belajar membagi bekalnya. Anak hiperaktif
belajar bersabar dan mengantri. Anak agresif belajar meminta maaf. Anak yang
ditindas belajar memaafkan. Satu kelas belajar berempati dan menjenguk temannya
yang sakit.
Mimpi seorang guru adalah melihat muridnya yang dulu ingusan
dan pipis di celana bertransformasi menjadi dokter hebat, pengacara kondang,
ustadz yang menjadi teladan, koki terkenal, politikus bersih, pengusaha sukses,
hingga ibu rumah tangga yang dipuja anak-anaknya.
Mimpi seorang guru adalah melihat acungan
tangan-tangan mungil bermunculan di udara, jawaban kritis serba logis, serta
pertanyaan-pertanyaan unik penuh rasa ingin tahu. Mengapa kepiting jalannya
miring, dari mana datangnya agama, dan kemana perginya air dari jemuran yang
mengering?
Mimpi seorang guru adalah melihat setiap bakat anak
didiknya yang beragam diapresiasi dan dihargai, melampaui sekedar angka-angka
di kertas. Anak yang lihai melucu tapi takut kegelapan. Anak yang mahir
menyanyi tapi tak bisa menari. Anak yang jago bulutangkis tapi lemah di
matematika. Anak yang pandai melukis tapi enggan berolahraga. Anak yang hebat
menganalisa tapi bingung berkata-kata. Tiap anak memukau dengan caranya.
Mimpi seorang guru adalah
melihat muridnya tertawa lepas bermain di lapangan dengan teman dari semua
golongan. Tak melihat sukunya, apalagi warna kulitnya. Tak peduli jenis
kelaminnya, apalagi agamanya. Tak pandang status sosialnya, apalagi pekerjaan
bapaknya.
Mimpi seorang guru adalah kontribusinya menjadi setitik noktah pengabdian untuk negeri. Mendidik sebuah generasi yang nantinya kelak akan jadi pemimpinnya sendiri. Menanamkan pondasi akhlak paling dasar di kehidupan muridnya yang kelak akan jadi ladang pahala untuknya.
Mimpi seorang guru adalah bukan untuk dikenang,
melainkan untuk diamalkan ajarannya. Bukan untuk diberi pamrih, tapi untuk
diteruskan ilmunya.
Mimpi seorang guru tidaklah pernah muluk. Bahkan
kadang terlampau sederhana. Pun sederhana ia tidaklah mudah.
Mimpi seorang guru adalah adalah juga doanya,
pintanya, nina bobonya, tembang hidupnya.
Aku percaya setiap guru berbagi mimpi yang sama, berbagi doa yang
serupa. Bukan demi apa-apa, apalagi demi harta. Adalah semua semata demi
bangsa.
~ Moilong, Agustus 2014
Education is the tranmission of civilization. – Will Durant
NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam blog contest Mimpi Properti.
NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam blog contest Mimpi Properti.
4 comments:
gut lak bu guru,...:)
:* :*
Mbak Eva aku suka banget dibagikan anak-anak setiap hari menjadi dewasa didepan di matanya, dan bagian dimana anak yang pandai melucu tetapi takut kegelapan, hahaha, ni mirip ama anakku juga mbak. Mbak kamu keren bangett :')))
Hehe, aku juga suka bagian menjadi dewasa itu siiiit :)
Post a Comment