Rss Feed

Nikmat..


Siapa menyangka bahwa sebuah percakapan ringan siang hari kala rokok menemani di kantor konstruksi telah menyisakan sebuah kesan mendalam yang sukar diindahkan? Dan bahwa sebuah celetukan pendek itulah yang telah aku nantikan selama ini dalam mencari penghiburan yang hampir kuyakini tak ada lagi. Bahkan efeknya tak sekedar menghibur, ia menampar, tapi anehnya mampu menyembuhkan luka. Dan ia keluar dari mulut seorang tua yang baru kusadari, nyaris tak pernah mengeluh dalam hidupnya. 

Awalnya ia hanya percakapan biasa, tentang betapa reaksi orang berbeda terhadap KRA (sistem penilaian di tempat kerja yang berujung pada besar persentase kenaikan gaji dan bonus). Sudah jadi tradisi, penilaian ini selalu menimbulkan pro dan kontra, dukungan dan protes, fenomenanya sendiri. 

Aku menyaksikan sendiri seorang kawan kocar-kacir mengumpulkan bukti untuk melawan nilai KRA rendah yang divonis atasannya. Aku melihat seorang kawan berbangga dan tersenyum dengan pencapaian kerjanya. Aku menyaksikan beberapa merasa terhakimi dengan tidak adil, dan beberapa merasa telah memetik hasil yang semestinya. Aku melihat beberapa sanggup berbesar hati, dan beberapa berkecil hati. Aku menyaksikan beberapa sanggup bangkit dengan kepala tegak, dan beberapa terpuruk begitu dalam hingga mematikan semangat. Aku melihat beberapa terpicu dan beberapa terjatuh. Aku, termasuk golongan yang masa bodoh dan tidak mau tahu, sebagian karena aku tak pernah pusing pada hal semacam ini, dan sebagian mungkin karena ini KRA pertamaku, aku tak tahu akan kemana efeknya. 

Dan saat kami tengah membahas seorang kawan yang begitu tak terima dengan nilai KRA-nya, masuklah beliau. Dengan santainya menyeduh kopi panas dan berkata, "Barang siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, maka akan didatangkan kenikmatan lain dari arah yang lain..."


Astagfirullahaladzim, betapa kebenaran dapat tersampai dalam cara yang tak disangka. Dan aku merasa tersentak (versi lebaynya mungkin kayak tiba-tiba ada angin menghembus di wajah, hahaha). Dan meskipun kali ini konteksnya berbeda, tapi sepenggal kalimat inilah yang sangat, sangat kunanti. 

Dan yah, betapa beratnya pun masalah yang tengah kuhadapi kali ini, sudah semestinya aku tak berpaling dari-Nya. Bahwa Ia tak pernah memberi cobaan yang tak sanggup dihadapi umatNya. Bahwa saat satu pintu tertutup, Ia sedang menunjukkan jalan ke pintu-pintu lain, yang kita tak pernah tahu kemana kita akan dibawa, hingga kita membukanya...


*terima kasih mendalam untuk Syam, Bahar, dan utamanya pak Uceng untuk percakapan yang menggugah jiwa, even if you guys never did realize how big it heals me...

6 comments:

nugie said...

naaaahhhh ini baru likes this!!!!! :D

eve said...

doain aja biar konsisten terus om.. amiiinn...

Angga said...

gitu donk..jd kapan kita makan2?!hehehe

eve said...

gita gitu gita gitu.. situ jadian aja belom traktiran dari dulu... hahaha..
kapan kita ngumpul di bandung lagi ini???????

Unknown said...

hehehe, sebuah kebenaran bisa datang dari siapa saja, kadang dengan cara yang tidak pernah kita sangka......

eve said...

Jiaaaahhh dia cuti2 baru comment hahaha..
Kalo tadi aku kekantor ternyata ada tonny, jadilah aku kayak orang bego disitu.. Si tonny juga kayanya tau aku mau ngerokok makanya gak pergi2 dia.. sialan hahaha