Rss Feed

Trust..


Apa yang membedakan kawan spesial, kawan biasa, bukan-siapa-siapa, dan bahkan musuh? I guess it's a trust between.. Dan saat kepercayaan ini hilang, kawan spesial turun derajat menjadi kawan biasa, kawan biasa turun derajat menjadi bukan-siapa-siapa, yang bukan-siapa-siapa turun derajat menjadi musuh,,, dan bukannya tidak mungkin bahkan kawan spesial terjun bebas derajatnya menjadi musuh.

Aku, mungkin orang yang harus belajar banyak tentang betapa berharganya kepercayaan ini, dan bagaimana ia semestinya hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar berhak dan pantas mendapatkannya. Sungguh beberapa kejadian belakangan ini amat sangat mengecewakan jiwa yang (ternyata) terlalu murah hati dalam memberi kepercayaan ini.



Kejadian pertama melibatkan seorang kawan lama yang sudah bagaikan saudara. Pekerjaannya sebagai forex investment advisor, tugasnya kurang lebih menjadi advisor untuk client-client investor forex yang berinvestasi di perusahaannya. Kali pertama sang kawan masuk ke perusahaan ini, ia kelimpungan mencari calon-calon client potential yang bersedia mempercayakan minimal 100juta sebagai rekening pembukaan.

Dan aku seketika percaya padanya. Meskipun nominal tersebut bukan angka yang kecil adanya. Aku mempercayakan hasil keringat 2 tahun padanya, percaya pada kapabilitasnya memprediksi nilai tukar mata uang, meskipun aku tahu background pendidikannya sama sekali tak menyentuh ekonomi. Aku mempercayakan semuanya hanya bermodal fakta bahwa ia adalah seorang teman baik.

Selang beberapa bulan kemudian, kabar buruk datang. Investasi ini, rugi hingga hanya tinggal 13 juta saja. Tamatlah aku.


Kejadian kedua melibatkan seorang rekan kerja yang hendak membuka bisnis baru. Ia berniat untuk resign dan berkonsentrasi pada usaha wiraswastanya yang membutuhkan suntikan dana 20 juta. Aku sendiri termasuk tipe orang yang berpikir, untuk apa duit didiamkan saja di bank sementara ada orang yang lebih membutuhkan? Untuk apa duit menganggur kalau ada orang yang akan terbantu dengannya? Dan aku seketika merasa ingin membantu. Percaya tanpa keraguan sedikit pun, hanya bermodal fakta bahwa ia adalah rekan kerja yang sedang membutuhkan.

Selang beberapa bulan kemudian setelah ia resign, mulai tercium gelagat yang tidak enak. Tak satupun sms, telepon, BBM, dan message yang dibalas. Ia menghilang bak tersapu angin. Dan akhirnya beberapa rekan kerja yang lain mulai bercerita tentang belangnya si kawan, betapa duit tersebut ternyata digunakan untuk hal-hal yang tak pernah kusangka.


....

Mungkin sudah waktunya untuk lebih berhati-hati dalam memberi kepercayaan.When it comes to business, it's business. Aku mungkin terlalu gampang percaya, sementara tak semua mereka pantas dipercaya. Menyedihkan rasanya mengetahui, bahwa korelasi betapa gampanganya kepercayaan yang kita beri tidaklah selalu linier dengan betapa besarnya mereka menjaganya.

Dan hai kawan yang telah merusak kepercayaan, terlepas dari segala penderitaan yang telah kalian ciptakan padaku, aku yakin kalian masih punya nurani yang belum mati, dan bahwa seumur hidup kalian akan dihantui rasa bersalah, dan tidur kalian tak akan pernah nyenyak. Dan biarlah itu yang menghukum kalian sementara aku mengikhlaskan semuanya dan menjadikan ini sebuah pelajaran berharga. 

Karena ini bukan tentang uang, ini tentang kepercayaan.. 


0 comments: