Sepenting apakah untuk menang? Kalau menang menjadi tujuan utama hingga kita menghamba padanya, kalau setelah menang kita ternyata tak bahagia, masih pentingkah menang kalau ia tak hakiki?
Seberapa keras kita perlu berusaha untuk menang? Kalau untuk menang menghalalkan segala cara, kalau demi menang kita tak lagi menikmati prosesnya, masih wajarkah usaha yang dilakukan untuk menang?
Apa yang kita lihat dari sebuah kemenangan? Kejayaan, keagungan, kepuasan, dan kebanggaan? Hadiah, reward, ganjaran, ketenaran? Atau kematangan, hasil dari proses, pembelajaran, dan latihan? Yang mana sebenarnya motivasi utama kita?
Bisakah kita melihat perbedaan tipis antara kebahagiaan karena memenangkan dan kebahagiaan karena mengalahkan?
Bisakah kita berbesar hati atas kemenangan orang lain? Bisakah kita menerima kenyataan bahwa kita tak sebaik dan setangguh lawan? Bisakah kita menegakkan kepala dan menjabat tangan mereka? Atau justru memupuk kesumat dan ke-tak-terima-an.
...
Karena seharusnya menang itu datangnya dari hati. Karena hanya kejujuran yang menjadikan kita pemenang sejati.
my squash medal |
3 comments:
kekekekek...
ada lombanya yak...
gara2 latian ampe raket bosnya si Ima bengkok, jadi bisa maen squash kita! hhahahaha
Iya kun, sekarang macam olimpiade di ITB dulu noh.. hehe
Post a Comment